Jumat, 28 Februari 2014

Sungai

SUNGAI
    Sungai adalah massa air tawar yang mengalir secara alamiah mengikuti alur suatu lembah yang akhirnya bermuara di danau ataudi laut.
     a.   Jenis-jenis sungai
Bumi mempunyai sumber air yang berbeda sehingga sungai dapat dibedakan berdasarkan sumber air tersebut, yaitu sebagai berikut.
  1.   Sungai yang bersumber dari mata air.
Sungai ini biasanya terdapat di daerah yang mempunyai curah hujan sepanjang tahun dan daerah alirannya tertutup vegetasi yang cukup lebat.
  2. Sungai yang bersumber dari air hujan.
Sungai ini terdapat di daerah dengan curah hujan musiman dan bervegetasi jarang sampai tidak bervegetasi. Jika tidak ada hujan, aliran sungai akan kering kerontang. Contohnya, sungai-sungai yang ada di Nusa Tenggara
  3. Sungai yang bersumber dari pencairan es (gletser).
Sungai ini terdapat di daerah lintang tinggi dan di daerah pegunungan yang tinggi. Contohnya, Sungai Membramo dan Digul di Papua akubat pencairan es di Pegunungan Jaya Wijaya.



 4. Sungai yang bersumber dari bermacam-macam sumber air.
Sungai ini lebih banyak terdapat di permukaan bumi. Airnya besumber dari mata air atau dari pencairan es, kemudian ditambah dari air hujan yang turun sepanjang tahun maupun musiman.

     Berdasarkan letak alirannya, sungai dibedakan atas 3 macam yaitu,
1.   Sungai yang seluruhnya mengalir di permukaan
2. Sungai yang seluruhnya mengalir di bawah permukaan tanah (sungai bawah tanah)
3. Sungai yang sebagian alirannya di permukaan dan sebagian lagi di bawah permukaan tanah. Sungai ini banyak terdapat di daerah karst, femomenanya ada sungai yang mengalir di permukaan kemudian tiba-tiba menghilang masuk ke dalam tanah.

Berdasarkan kestabilan kondisi air, sungai dibedakan menjadi     :
1.   Sungai perenial
Sungai yang kondisi airnya stabil (permanen). Sungai ini selalu berair walaupun musim kemarau.
2. Sungai intermitten
Sungai yang ada airnya hanya pada musim kemarau.
3. Sungai ephemeral
Sungai yang hanya berair pada musim hujan.

Berdasarkan proses geologi, sungai dibedakan menjadi :
1.   Sungai influent, sungai yang memasok air tanah.
2. Sungai effluent, sumber aliran sungai berasal dari air tanah. Umumnya berlangsung sepanjang tahun sehingga disebut aliran tahunan (perennial steam)
3. Sungai intermittent, Sistem aliran sungai terputus yang umumnya berlangsung setelah terjadi hujan besar


Berdasarkan arah alirannya, tipe sungai di bedakan atas :
1.   Sungai konsekwen, sungai yang alirannya mengikuti kemiringan batuan
2. Sungai subsekwen, sungai yang arah alirannya sejajar dengan lapisan batuan
3. Sungai obsekwen, sungai yang arah alirannya berlawanan dengan kemiringan lapisan batuan
4. Sungai resekwen, sungai yang arah alirannya searah dengan sungai konsekwen san alirannya masuk ke sungai subsekwen
5. Sungai insekwen, sungai yang arah alirannya miring terhadap sungai konsekwen





    b.  Pola aliran sungai
Pola hubungan dari lembah-lembah, baik dialiri sungai maupun tidak yang dipengaruhi oleh kemiringan lereng, jenis dan struktur batuan, serta kondisi geomorfologis.

Pola aliran sungai dibedakan atas     :



1.   Dendrintik, pola aliran sungai berbentuk seperti cabang pohon yag tidak teratur dengan arah dan sudut yang bervariasi.
2. Rectangular, pola aliran sungai induk dengan anak-anak sungainya membelah dengan membentuk sudut 90°.
3. Trellis, pola aliran sungai yang percabangan dengan anak-anak sungainya berbentuk siku-siku atau hampir tegak lurus.
4. Radial, pola aliran sungai menyebar yang biasanya berasal dari puncak gunung yang berbentuk kerucut atau kubah (dome) sehingga aliran sungainya menyebar ke berbagai arah.
5. Centripetal, pola aliran sungai yang anak-anak sungainya memusat pada satu induk sungai.
6. Annular, pola aliran sungai yang melingkar dengan anak-anak sungainya membentuk sudut yang hampir tegak lurus.
7.  Multibasinal, pola aliran sungai yang percabangan anak sungainya tidak bermuara ke sungai utama, tetapi hilang ke bawah permukaan tanah.
8. Paralel, pola aliran sungai dengan ciri antara anak sungai dan sungai utama sejajar atau hampir sejajar dengan membentuk sudut lancip.

      c.   Daerah aliran sungai
     Daerah aliran sungai (DAS), suatu wilayah daratan yang secara topografi dibatasi oleh punggung-punggung bukit atau gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama.
     Wilayah daratan tersebut dinamakan daerah tangkapan air (DTA) atau chatchment area yang merupakan suatu ekosistem dengan unsur utamanya terdiri atas sumber daya alam (tanah, air, dan vegetasi) dan sumber daya manusia yang memanfaatkan sumber daya alam.
     Pada DAS yang sudah rusak, rasio debit musim hujan dan musim kemarau menjadi besar. DAS ini menyebabkan kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim hujan yang keduanya menyebabkan bencana. Oleh karena itu, keberadaan air di suatu DAS perlu dilestarikan melalui upaya-upaya konservasi.

Pola konservasi di DAS yang umum dilakukan, antara lain  :
1.   Reboisasi, dilakukan pada kawasan hutan, baik hutan lindung, suaka margasatwa, hutan produksi tetap, ataupun hutan produksi konversi.
2. Penghijauan, dilakukan diluar kawasan hutan, yaitu pada lahan kritis atau tidak produktif dan ada status pemilikan lahan.
3. Social forestry,dilakukan di kawasan hutan negara yang masyarakatnya sangat bergantung pada hutan dan dilakukan di lahan kritis.
4. Argo forestry,dilakukan di luar kawasan hutan yang lahannya berupa lahan pertanian milik masyarakat.

     d.  Manfaat sungai
Banyak manfaat sungai untuk kehidupan manusia, antara lain :
1.   Untuk memenuhi kebutuhan air dalam kehidupan sehari-hari bagi penduduk yang tinggal di tepi sungai.
2. Sumber air bagi pertanian.
3. Sumber air minum.
4. Sebagai sarana transportasi.
5. Sumber tenaga untuk PLTA.
6. Tempat untuk mengembangbiakkan dan menangkap ikan guna memnuhi kebutuhan manusia akan protein hewani.
7.  Tempat rekseasi dan olahraga.

     e.   Permasalahan sungai
Salah satu permasalahan sungai , pendangkalan akibat erosi di daerah hulu. Pendangkalan ini dapat menyebabkan banjir.
Upaya dalam mencegah banjir   :
1.   Upaya penghijauan dan penghutanan kembali wilayah-wilayah yang telah gundul.
2.  Pembuatan teras-teras dan petakan pada lahan miring yang memenuhi syarat bagi pencegahan erosi.
3. Pembuatan tanggul-tanggul di pinggir sungai untuk menahan luapan air sungai pada musim hujan.
4. Pembuatan bendungan serbanguna untuk menampung dan memanfaatkan air sepanjang tahun.
5. Pembersihan sungai dari sampah dan membuat larangan membuang sampah ke sungai atau badan air lainnya.
6. Melarang memanfaatkan sempadan seungai untuk permukiman.



Hakikat Geografi

HAKIKAT GEOGRAFI
Pengertian Geografi


Geografi berasal dari bahasa Yunani, gĂȘo("Bumi") dan graphein ("menulis", atau "menjelaskan").
Menurut Prof. Bintarto geografi adalah ilmu yang menggambarkan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan penduduknya serta mempelajari corak yang khas dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu. Sedangkan hasil Seminar Lokakarya IKIP yang diadakan di Semarang tahun 1988 merumuskan geografi sebagai ilmu yang mempelajari tentang persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.

Pendekatan Geografi

Mengutip dari Makalah Perkembangan Kota (Makalah UGM Yunus, 1997).
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial processess). Kerangka analisis pendekatan keruangan bertitik pada permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk ruang. Keruangan tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia.
Pendekatan kelingkungan penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena geosfera tertentu dengan variabel lingkungan yang ada. Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara makluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan (1) fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia. (2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan.
Pendekatan kompleks kewilayahanmenekankan permasalahan yang terjadi di suatu wilayah tidak hanya melibatkan elemen di wilayah itu. Permasalahan itu terkait dengan elemen di wilayah lain, sehingga keterkaitan antar wilayah tidak dapat dihindarkan. Selain itu, setiap masalah tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Faktor determinannya bersifat kompleks. Oleh karena itu ada kebutuhan memberikan analisis yang kompleks itu untuk memecahkan permasalahan secara lebih luas dan kompleks pula.

Prinsip Geografi

Prinsip Sebaran atau Penyebaran adalah sebaran fenomena, gejala, fakta, peristiwa dipermukaan bumi. Sebaran fenomena atau gejala ada yang teratur ada yang tidak teratur. Yang teratur : ada yang mengelompok, menyebar, memusat, memanjang bergantung kepada keadaan fenomena. Prinsip ini memandang bahwa setiap gejala dan fakta di permukaan bumi tersebar secara tidak merata antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Suatu gejala geografi bisa terlhat terkumpul dalam jumlah yang padat dan banyak, tetapi di satu tempat lain terlihat sangat jarang dan sedikit.Pengertian fenomena atau gejala diartikan sebagai : semua data, fakta, peristiwa yang ada dipermukaan bumi.
Prinsip Interelasi  dapat dirumuskan adanya hubungan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lain pada suatu ruang. Bahwa fenomena atau gejala di muka bumi tidak mungkin berdiri sendiri pasti ada keterkaitan dengan fenomena lain. Baik faktor fisik dengan faktor fisik lainnya, faktor fisik dengan faktor manusia dan faktor manusia dengan faktor manusia lainnya.
Prinsip Dekripsi adalah prinsip yang penjelasannya lebih lanjut tentang fenomena tersebut secara detail disertai dengan gambar, tabel, diagram, peta dsb.
Prinsip Korologi : Fenomena dilihat dari sebaran dan interelasi berada pada ruang tertentu. Prinsip ini yang meninjau gejala, fakta dan masalah geografi dari penyebaran, interelasi dan interaksinya dalam ruang. Ruang dalam sudut pandang geografi adalah permukaan bumi secara keseluruhan yang membentuk suatu fungsi. Secara sederhana prinsip ini merupakan gabungan dari prinsip-prinsip lainnya.

10 Konsep Geografi

Jaket Mr Pol Diloakin

Jarak merupakan faktor pembatas yang alami antara dua wilayah. Konsep lokasi dibagi menjadi dua yaitu Lokasi Absolut, lokasi menurut letak lintang dan bujur bersifat tetap dan Lokasi Relatif, lokasi yang tergantung pengaruh daerah sekitarnya dan sifatnya berubah.
Keterjangkauan berkaitan dengan aksesibilitas, menyangkut ketercapaian untuk menjangkau suatu tempat, sarana apa yang digunakan, atau alat komunikasi apa yang digunakan dan sebagainya. Konsep ini selalu berkaitan dengan jarak, kondisi medan, dan juga ada tidaknya angkutan atau komunikasi yang dapat dipakai.
Morfologi menunjukkan bentuk muka bumi sebagai hasil tenaga endogen dan eksogen yang membentuk dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan, sehingga bentuk tiap wilayah di muka bumi akan berbeda.
Keterkaitan Ruang adalah hubungan antara penyebaran suatu unsur dengan unsur yang lain pada suatu tempat. Keterkaitan ini menyangkut fenomena alam, tumbuhan, atau sosial.
Pola berupa gambar atau fenomena geosfer seperti pola aliran sungai, pola pemukiman, lipatan patahan dan lain-lain. Konsep pola berkaitan dengan bentuk dan susunan persebaran fenomena dalam ruang di muka bumi, baik yang bersifat alami maupun buatan.
Diferensiasi Areal melihat daerah-daerah yang terdapat di muka bumi berbeda satu sama lain. Dapat dicermati dari corak yang dimiliki oleh suatu wilayah dengan wilayah yang lainnya. Konsep diferensiasi area digunakan untuk mempelajari perbedaan gejala geografi antara wilayah yang satu dengan yang lain di permukaan bumi.
Lokasi adalah konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer dan menunjukkan suatu tempat di permukaan bumi. konsep ini terdiri dari Lokasi Absolut, lokasi menurut letak lintang dan bujur bersifat tetap dan Lokasi Relatif, lokasi yang tergantung pengaruh daerah sekitarnya dan sifatnya berubah.
Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit dan yang paling menguntungkan atau positif.
Nilai Kegunaan adalah konsep manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang.
Interaksi/interdependensi merupakan hubungan timbal – balik antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala, kenampakan dan permasalahan baru. Dalam interaksi, gejala yang satu dengan yang lain saling tergantung.
Contoh : Interaksi kota – desa terjadi, karena adanya perbedaan potensi alam

Aspek dan Ilmu Penunjang Geografi

Aspek Fisik meliputi :
a. Aspek Topologi membahas hal-hal yang berkenaan dengan letak atau lokasi suatu wilayah, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah yang mempunyai ciri-ciri khas tertentu.
b. Aspek Biotik membahas karakter fisik dari manusia, hewan dan tumbuhan
c. Aspek Non Biotik membahas tentang tanah, air dan atmosfer (termasuk iklim dan cuaca)
Aspek Sosial meliputi :
Aspek ini menitikberatkan pada kajian manusia dari segi karakteristik perilakunya. Pada aspek ini manusia dipandang sebagai fokus utama dari kajian geografi dengan memperhatikan pola penyebaran manusia dalam ruang dan kaitan perilaku manusia dengan lingkungannya. Beberapa kajian pada aspek ini antara lain :
a. Aspek Ekonomi membahas tentang industri, perdagangan, pertanian, transportasi, pasar dan sebagainya
b. Aspek Budaya membahas tentang Pendidikan, agama, bahasa, kesenian dan lain-lain.
c. Aspek Politik misalnya membahad tantang kepartaian dan pemerintahan.


Beberapa Ilmu Penunjang Geografi diantaranya:

Geomorfologi ilmu yang mengkaji bentuk-bentuk permukaan bumi dan penafsirannyatentang proses terbentuknya.
Meteorologi : ilmu yang mengkaji tentang cuaca yang meliputi ciri-ciri fisik dan kimianya, tekanan, suhu udara, angin dan per-awanan.
Klimatologi : ilmu yang mempelajari tentang iklim, yang meliputi sebab terjadinya, pengaruhnya terhadap bentuk fisik dan kehidupan di suatu wilayah.
Biogeografi : ilmu yang mempelajari persebaran hewan dan tumbuhan di permukaan bumi serta faktor-faktor yang mempengaruhi, membatasi dan menentukan pola persebarannya.
Antropogeografi : ilmu yang mempelajari persebaran manusia di permukaan bumi dalamhubungannya dengan lingkungan geografi.
Hidrologi : ilmu yang mempelajari tentang fenomena air di bumi yang meliputi sirkulasi, distribusi, bentuk, serta sifat fisik dan kimianya.
Oseanografi : Ilmu yang mempelajari fenomena lautan yang meliputi sifat air laut, gerakan air laut dan pasang surut air laut.
Kartografi : ilmu yang mempelajari tentang peta meliputi tentang pembuatan, jenis dan pemanfaatannya.
Demografi : ilmu yang mempelajari tentang kependudukan meliputi jumlah, pertumbuhan, komposisi dan migrasi penduduk.
Pedologi : ilmu yang mempelajari tentang tanah, meliputi proses pembentukan, jenis-jenis dan persebarannya.

Objek Studi Geografi

 Objek Studi Geografi terdiri dari dua bagian Yaitu:

Objek material geografi adalah sasaran atau isi kajian geografi. Objek material yang umum dan luas adalah geosfer (lapisan bumi), yang meliputi: Lithosfer (Lapisan Kerak bumi), Biosfer (Lapisan Kehidupan Selain Manusia), Hidrosfer (Lapisan Perairan yang Ada di Bumi), atmosfer (lapisan udara), pedosfer (lapisan tanah) dan antrophosfer (Lapisan manusia dan kegiatannya).
Objek formal adalah sudut pandang dan cara berpikir terhadap objek material yang berupa materi atau gejala geografi yang ada di geosfer. Cara pandang dan cara berpikir ini dapat melalui pendekatan keruangan, kelingkungan dan kewilayahan serta dapat juga menggunakan 5W + 1H.