Sabtu, 01 Maret 2014

Sosiologi di Antara Ilmu

Sosiologi di Antara Ilmu Lain
            Sosiologi merupakan ilmu murni sekaligus terapan. Jika dilihat dari segi penerapannya, ilmu tersebut digolongkan :
·         Ilmu pengetahuan murni,
·         Ilmu pengetahuan terapan,
·         Ilmu murni sekaligus terapan.
 Tokoh – Tokoh Sosiologi
a. Auguste Marie Francois Xavier Comte
            Auguste Comte merupakan seorang tokoh brilian yang disebut sebagai peletak dasar sosiologi. Menurutnya, reorganisasi masyarakat hanya dapat berasil jika orang mengembangkan cara berpikirnya yang baru tentang masyarakat.
            Comte memperkenalkan metode positif, yaitu hukum mengenai gejala – gejala sosial. Dia memperkenalkan hukum tiga stadia (tahap) yang berhubungan dengan perkembangan cara berpikir yang mendasari perkembagan masyarakat.

   1)      Tahap Teologis
   2)      Tahap Metafisik
   3)      Tahap Positif
Menurut Comte, usaha pengorganisasian kembali masyarakat yag dilakukan setelah Revolusi Prancis gagal. Kegegalan ini disebabkan orang berusaha menciptakan masyarakat baru dengan menggunakan asas – asas abstrak yang berasal dari tahap metafisik.
      Secara umum Comte berkeyakinan bahwa kesengajaan keadaan masyarakat Prancis pascarevolusi bersifat sementara. Untuk itu, sosiologi dipandang sebagai ilmu yang mampu memberikan sumbangan besar bagi tercapainya ketertiban dan kemajuan tersebut.
b. Emile Durkhiem
            Durkhiem merupakan salah seorang peletak dasar sosiologi modern. Dalam karya besarnya yang pertama, Durkhiem membahas masalah pembagian kerja yang berfungsi unutk meningkatkan solidaritas. Pembagian kerja yang berkembang pada masyarakat tidak mengakibatkan diintergrasi masyarakat yang bersangkutan, tetapi justru meningkatkan solidaritas karena bagian-bagian dari masyarakat menjadi saling bergantung satu dengan yang lain. Durkheim membagi dua tipe utama solidaritas, yakni sebagai berikut.
   1)      Solidaritas mekanis
   2)      Solidaritas organis
Menurut Durkheim, yang harus dipelajari sosiologi adalah fakta-fakta sosial mengenai cara bertindak, berpikir, dan merasakan apa yang ada di luar individu dan memiliki daya paksa atau dirinya.
c. Karl Marx
            Karl Marx lebih dikenal sebagai tokoh sejarah ekonomi daripada perintis sosiologi. Marx merupakan seorang tokoh teori sosiologi yang patut diperhitungkan.
            Marx berpandangan baha sejarah masyarakat manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Menurut Marx, perkembangan pembagian kerja dalam ekonomi kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda, yaitu :
·         Kaum borjuis (kaum kapitalisme)
·         Kaum proletar
Menurut Marx, pada suatu saat kamu proletar akan menyadari kepentingan bersama mereka sehingga bersatu dan memberontak terhadap kaum kapitalis. Mereka akan memperoleh kemenangan yang akan mengakibatkan terhapusnya pertentangan kelas sehingga masyarakat proletar akan mendirikan masyarakt tanpa kelas.
d. Hebert Spencer
            Menurut Hebert Spencer, fakta pertama yang penting dalam proses evolusi sosial adala peningkatan jumlah penduduk.
            Spencer membagi tiga aspek dalam proses evolusi, yaitu diferensiasi struktural, spesialisasi fungsional, dan integrasi yang meningkat. Lalu, Spencer membagi struktur, bagian, atau sistem yang timbul dalam evolusi masyarakat menjadi tiga, yaitu :
·         Sistem penopang
·         Sistem pengatur
·         Sistem pembagi
Tahap-tahap dalam proses evolusi sosial dengan tipe –tipe masyarakat dibagi oleh Spencer menjadi tiga bagian, yaitu :
1)      Tipe masyarakat primitif
2)      Tipe masyarakat militan
3)      Tipe masyrakat indusrti




C. Max Weber
            Max Weber menyatakan bahwa yang dipelajari oleh sosiologi adalah tindakan sosial. Menurut Weber, suatu tindakan masnusia disebut tindakan sosial apabila tindakan ini dihubungkan dengan tingkah laku orang laindan diorientasikan pada apa yang terjadi sesudahnya.Tindakan sosial juga merupakan kegiatan individu dan tidak pernah merupakan kegiatan kelompok. Weber menyebutnya dengan istilah bangunan sosial (social gedible).
            Konflik merupakan unsur dasar kehidupan manusia yang tidak dapat dihilangkan dari kehidupan budaya manusia. Konflik terletak pada dasar integrasi sosial maupun perubahan sosial.
            Dalam salah satu bukunya yang terkenal, The Protestant Ethis and Spirit of Capitalisme. Menurut , kapitalisme muncul dan berkembang bersamaan dengan perkembangan sekte Calvinisme dalam agama Proestan. Ajaran Calvinisme mengharuskan umatnya bekerja keras, disiplin, hidup sederhana dan hemat. Melalui cara itulah, menurut Weber, kapitalisme berkembang dengan baik di Eropa Barat.
Pendukung dalam Mempelajari Ilmu Sosiologi
a. Metode
          Teknik dasar dalam metode ilmiah adalah observasi ilmiah. Teknik riset dalam sosiologi menurut Paul B. Horton sebagai berkut.
   1)      Study cross-sectional dan longitudional
   2)      Eksperimen Laboraturium dan Eksperimen lapangan
dalam eksperimen laboraturium, subjek orang dikumpulkan dalam suatu empat (disebut labolaturium) dan diberi pengalaman sesuai yang diinginkan peneliti. Eksperimen lapangan adalah pengamatan yang dilakukan di luar laboraturium dan peniliti memberikan pengalaman baru kepada objek secara umum lalu hasilnya diamati.
   3)      Penelitian pengamatan
Soerjono Soekanto mengemukakan pada dasarnya terdapat dua jenis metode yang digunakan dalam sosiologi, yaitu sebagai berikut :
1)      Metode Kualitatif
a)      Metode historis
b)      Metode komparatif
c)      Metode studi kasus


2)      Metode Kuantitatif
Dalam metode kuantitatif, peneliti mengumpulakn dan penelitian dengan angka-angka sehigga gejala yang akan diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala, indeks, tabel, dan formula.
      Selai metode yang telah disebutkan di atas masih ada beberapa metode lain, yaitu sebagai berikut.
1)       Metode deduktif
2)      Metode induktif
3)      Metode empiris
4)      Metode rasional
5)      Metode fungsonal
b. Perspektif sosiologi
            Asumsi ini disebut perspektif dan paradigm, yaitu suatu acara memandang atau memahami gejala tertentu menurut keyakinan kita. Di dalam sosiologi terdapat beberapa perspektif, yaitu sebagai berikut.
   1)      Perspektif evolusionis
   2)      Perspektif interaksionis
   3)      Persperktif fungsional
   4)      Perspektif konflik

c. Peran Teori dalam Sosiologi
Teori merupakan hubungan antarfakta atau pengaturan fakta menurut tertentu. Fakta adalah sesuatu yang dapat diamai  dan umumnya dapat diuji secara nyata (empiris). Secara sederhana, teori adalah suatu penyataan yang merupakan hubugan antara dua variabel atau lebih yang telah diuji kebenarannya. Teori mempunyai peran sebagai berikut.
·         Rangkuman (ikhtisar) hal-hal yang telah diketahui serta diuji kebenarannya yang menyangkut objek yang di pelajari.
·         Memberikan petunjuk terhadap kekurangan seseorang yang memperdalam pengetahuannya di bidang sosiologi.
·         Mempertajam fakta yang dipelajari dalam sosiologi.
·         Mengembangkan sistem klasifikasi fakta dan membina struktur konsep-konsep yang penting untuk penelitian.
·         Mengadakan proyek sosial, yaitu usaha untuk mengetahui ke arah mana masyarakat akan berkembang atas dasar fakta yang diketahui pada masa lalu dan masa kini.





d. Peran Sosiologi dalam Fenomena Sosial Budaya
   1)      Mengklasifikasi fenomena budaya di masyrakat
Jika dilihat dari perwujudannya, unsur budaya merupakan fenomena budaya di masyarakat yang dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu sebagai berikut.
·         Kebudayaan fisik (kebendaan) berupa benda-benda hasil karya manusia, misalnya perlengkapan dan alat kerja.
·         Sistem ilmu pengetahan dan kesenian
·         Sistem nilai budayaatau adat istiadat sebagai kebudayaan abstrak.
Melalui penelaahan terhadap berbagai kebudayaan diharapkan sosiologi mampu memberikan :
·         Pengertian mengenai keanekaragaman budaya manusia.
·         Pandangan mengenai nilai-nilai sosial budaya yang berbeda dari yang dianut seseorang.
·         Hal-hal yang berlaku umum bagi kebudayaan manusia.
·         Gambaran mengenai hal-hal yang memengaruhi sifat keanekaragaman diantara kebudayaan manusia.

   2)      Menghadapi fenomena budaya di masyarakat
Kajian fenomena sosial budaya tidak dimaksudkan untuk menilai suatu budaya baik atau buruk maupun cocok atau tidak cocok bai suatu masyrakat.
Sosiologi berperan mewujudkan intesi (persatuan) nasional. Pemanfatan ilmu sosiologi yang lebih praktis bisa dilihat pada penggunaan ilmu tersebut untuk memperlancar proyek pembangunan, penyuluhan  terhadap masyarakat seperti program Keluarga Berencana, serta penegakan hukum.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar